Pena Pelajar NU-Bersualah kita dibulan yang istimewa, bulan hari paling istimewa bagi seluruh alam, karena pada hari itu, pemuka para nabi yg menjadi Rahmat bagi seluruh alam terlahir ke dunia ini, Rasulullah Muhammad bin Abdillah SAW.
Nabi Muhammad SAW adalah manusia yang tak seperti manusia biasa. Cukuplah bagi kita untuk memahami akan kemuliaan beliau, Bahwa nama beliau adalah satunya nama anak manusia yg bersanding dengan asma Allah, Sang pencipta alam semesta, nama inilah yang harus di sebut setiap seseorang melakukan persaksian tulus untuk memeluk agama Islam. Nama inilah yang kita baca berulang ulang dalam tujuh belas Raka’at sholat wajib yang kita lakukan setiap hari. Betapa mulia dia,yg ‘hanya’ menyebut namanya seseorang mendapatkan pahala yg berlipat lipat. di janjikan untuk mendapatkan pertolongan(Syafa’at) dihari kiamat, bahkan akan keindahan surgawi yang tak terbayangkan. Alhasil, Hanya akan ada kekaguman yg tak berkesudahan di hadapan sosok yg super istimewa ini.
Telah ada jutaan puisi, Jutaan pujian dan sanjungan yg di persembahkan oleh para pencintanya dari generasi ke generasi. Tapi jutaan sanjungmadah itupun seakan tak bisa Usai, sampai kapanpun seperti usaha orang untuk menggarami air lau.ya karna dia yg dipuji adalah keindahan diatas keindahan. Itulah sebabnya kenapa para pemuka pujangga sekalipun malah seakan kebingungan di hadapan kemuliaan yang tak terhingga; bagaimana harus mengekspresikan keindahan diatas keindahan ini? “Kau lah matahari” , “kaulah bulan purnama”, “kaulah cahaya di atas cahaya”. Pada akhirnya siapapun akan terdiam dai kata kata, karena pujangga terhebat sekalipun tidak akan bisa mengekspresikan keindahannya dengan samudra kata kata yang dimilikinya.
Marilah momentum Rabiul awal ini kita jadikan sebagai wahana untuk start berbuat hal yang lebih dari sekedar kata kata.berupaya untuk mengekspresikan kecintaan kita kepada Nabi Muhammad SAW. Tidak hanya sebatas sanjungan. Akan tetapi bagaimana sekiranya sanjungan ini mengguncang sanubari, hingga tidak hanya mulut Kita yang berdecak kagum, tapi seluruh jiwa kita bisa bergerak mengagumi beliau dalam segenap aspek hidupnya.
Bagaimana harus dikatakan, bahwa sajung madah kepada sang Nabi dalam peringatan pertimbangan maulid adalah kebaikan seutuhnya. Akan tetapi jika kebaikan ini kemudian bisa menggerakkan kita untuk memperoleh kebaikan yg lebih, maka betapa beruntungnya kita. Inilah keberuntungan yang lebih dari pada dunia dan seisinya. Maka kita mengekspresikan cinta kita kepada Nabi Muhammad SAW lebih dari sekedar kata kata. Sudah saatnya kekaguman kepada Nabi Muhammad SAW.dilanjutkan meneladani sikap dan kepribadian beliau seutuhnya, dalam segenap aspek hidupnya.
Kita harus segera memulai mencontoh beliau dari hal-hal yang sangat pribadi, untuk di terapkan dalam kepribadian Kita masing-masing. Seperti apakah gaya hidup Nabi Muhammad SAW dalam kesehariannya?. Bagaimana cara beliau bangun tidur, mandi.Gosok gigi(bersiwak) memotong kuku. bersikap kepada anak dan istri.kepada tetangga.kepada sesama.dan seterusnya
Jika ekspresi kecintaan yg bersifat personal ini bisa dijalani, dan bahkan bisa menjadi tradisi yang telah dilakukan banyak orang. Maka betapa kita akan merasa atmosfir yg seakan sama dengan suasana hidup dan kehidupan Nabi Muhammad Saw di Madinah bersama dengan para sahabat. Itulah kehidupan bersosial dan bernegara yg paling ideal yang pernah ada dalam sejarah kehidupan ini.Dan, karena itulah setiap masyarakat muslim hari ini selalu mengimpikan hadirnya kembali negeri Madinah. Tapi bagaimana itu bisa terwujud jika kecintaan kita terhadap Baginda Nabi masih sebatas kata kata? Ya asafa
Penulis: Roisal Efendi