Penapelajarnu- Pelajar sekilas dapat kita artikan sebagai orang yang belajar, dalam hal ini belajar di bidang keilmuan sesuai dengan potensi yang dimiliki merupakan tonggak dimana seseorang dapat menemukan jati dirinya. Oleh sebab itu, orang yang sudah memiliki identitas sebagai pelajar tentu harus cakap secara intelektual mapun moral. Cakap secara Intelektual menjadi jawaban bahwa seorang pelajar tidak hanya sebagai identitas semata. Akan tetapi, harus mempunyai bukti bahwa kemampuan dalam berpikir ini menjadi sebuah perbedaan dari yang lain. Kemudian kemampuan dalam bermoral menjadi salah satu tolok ukur seorang pelajar dari masyarakat secara umum.
Semua itu berpusat pada satu hal, yakni “belajar”. Tak ayal jika belajar menjadi tri motto yang pertama kali disebut sebelum berjuang dan bertakwa, sebab akumulasi pengetahuan menjadi salah satu hal yang sangat urgen kaitannya dengan implementasi ilmu pengetahuan dan gagasan dalam organisasi. Berdirinya suatu organisasi tidak hanya sebagai rumah perkumpulan saja, khususnya oraganisasi yang bersifat keagamaan, keterpelajaran, kekaderan dan kemasyarakatan. Akan tetapi, harus disesuaikan dengan regulasi organisasi tersebut.
Mengingat bahwa IPNU sebagai oraganisasi keterpelajaran dan kemasyarakatan. Sudah seharusnya para pelajar yang terhimpun dalam organisasi IPNU cakap dibidang Intelek yang kemudian di implementasikan pada kehidupan sehari-hari dalam masyarakat, khususnya masyarakat kecil. Sebagai oraganisasi kemasyarakatan tentu hubungan dengan masyarakat harus terus dipupuk dan dijadikan sebagai budaya. Karena, sebagian masayarakat kecil sangatlah membutuhkan pendekatan dari orang yang mempunyai pemikiran dan kemampuan ilmu pengetahuan khususnya dari IPNU sendiri.
Di usia IPNU yang ke 69 tahun, secara usia kemanusiaan bukan lagi usia yang muda, lebih dari 6 dasawarsa IPNU melakukan pembaharuan guna mengoptimalkan visi misi yang telah terbentuk. Sejauh perjalanan berdirinya IPNU sudah seharusnya menjadi penopang bagi para pelajar dan masayarakat secara umum, di bawah naungan Nahdlatul Ulama IPNU berdiri sebagai organisasi yang mewadahi pelajar Nahdlatul Ulama, baik formal ataupun non formal. Identitas yang disuguhkan sudah semestinya mengedukasi dan memberikan nilai-nilai spiritualis sebagaimana yang dilakukan oleh para muassis Nahdlatul Ulama.
Seiring berkembangnya zaman, transformasi digital sudah menjadi alternatif untuk menunjang kemajuan organisasi, melalui berbagai macam platform yang disediakan sudah seharusnya bisa mengakomodir dan menciptakan pelajar yang responsif dan produktif, bersamaan dengan harapan pimpinan pusat IPNU menyambut abad kedua NU para pelajar NU diharapkan mampu untuk merawat peradaban sebagai tameng mengokohkan pondasi Nahdlatul Ulama. Sebagaimana yang sering diungkapkan “menjaga tradisi lama yang sudah baik serta memperkuat tradisi baru yang lebih baik”.
Dengan hal ini perlu adanya pembinaan khusus bagi para kader sejak dari tingkat Pimpinan Ranting sampai dengan Pimpinan Pusat, yang diakomodiri oleh para ketua dari masing-masing pimpinan tersebut guna terciptanya kader yang progresif dan bertanggung jawab. Pembinaan tersebut dapat disesuaikan dengan “lokal wisdom” atau kebutuhan internal dari setiap pimpinan. Membaca, tidak setiap pimpinan lahir dari latar belakang yang sempurna dan memiliki dukungan penuh dari lingkungannya.
Sehingga pembinaan yang diberikan sejak dini dapat mempercepat laju kemajuan organisasi dengan menghasilkan kader-kader yang berkualitas sesuai kebutuhan zaman, yang bergerak masif sesuai potensi yang dimiliki, terkhusus dalam bidang intelektual dan moral. Sebagaimana cita-cita dari pendiri IPNU (KH. Tolhah Mansoer) adalah terbentuknya pelajar yang kaya akan pengetahuan, menyatu dengan masyarakat, bukan menjadi kasta elit di tengah masyarakat.” Cita-cita tersebut diharapkan tidak hanya menjadi quotes semata, namun harus terpatri menjadi sebuah karakter yang hidup dari para kader-kader IPNU se-Nusantra bahkan dunia.
Khoirul Umam
Ketua PAC IPNU Kokop
