Pena Pelajar NU-Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Desa Tramok secara resmi membuka kegiatan Masa Kesetiaan Anggota (Makesta) IV yang diselenggarakan di SMA Nurul Huda. Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai elemen penting, mulai dari perwakilan kaderisasi PC IPNU IPPNU Bangkalan, PAC Kokop, para senior IPNU IPPNU Tramok, pengurus PR NU Tramok, Kepala Desa Tramok, hingga seluruh rekan rekanita dari Pimpinan Ranting, dan Komisariat se-Kecamatan Kokop.
Dengan mengangkat tema “Komitmen Tanpa Tapi, Loyal Tanpa Nanti,” Makesta kali ini menjadi momentum untuk menumbuhkan semangat berorganisasi yang penuh totalitas dan konsistensi dalam perjuangan di lingkungan pelajar Nahdlatul Ulama.
Acara dibuka secara khidmat dengan mau’idlatul hasanah oleh Ketua Tanfidziyah MWCNU Kecamatan Kokop, KH. Mukhtar Syafaat, yang menyampaikan pesan mendalam tentang sejarah perjuangan pendiri Nahdlatul Ulama. Beliau menekankan bahwa NU merupakan jam’iyah yang lahir dari gagasan para pemuda visioner, khususnya KH. Abdul Wahab Hasbullah, yang pada usia 28 tahun telah berinisiatif mengumpulkan para ulama dan kiai untuk membahas kemaslahatan umat. Sebelum berdirinya NU pada tahun 1926, KH. Wahab telah mendirikan dua organisasi penting, yaitu Nahdhatut Tujjar dan Madrasah Tashwirul Afkar, sebagai wadah penguatan ekonomi dan pemikiran.
Kepala Desa Tramok dalam sambutannya menyampaikan harapan besar kepada kader IPNU IPPNU agar tetap meneladani perjuangan para ulama melalui pendidikan. “Dengan pendidikan, kualitas hidup dapat berubah. Selama tidak ada halangan, jangan ragu untuk terus melanjutkan pendidikan hingga ke jenjang perguruan tinggi,” ujarnya memberi semangat.
Sementara itu, Ketua PR IPNU Desa Tramok, Rekan Abdul Aziz, menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada seluruh pihak yang telah mendukung terselenggaranya acara ini, baik dari segi ide, tenaga, waktu, hingga materi. Ia menegaskan bahwa tema yang diangkat bukan sekadar slogan, melainkan panggilan untuk totalitas dan loyalitas.
“Komitmen tanpa tapi berarti kita berhenti mencari alasan untuk tidak aktif. Jika sudah berkomitmen, maka harus dijalani dengan penuh dan tulus. Sedangkan loyal tanpa nanti mengajak kita untuk setia tanpa menunggu waktu atau keuntungan. Kesetiaan harus hadir sejak sekarang, sekecil apa pun bentuknya,” jelasnya dengan penuh semangat.
Makesta bukan hanya ajang seremonial, melainkan awal dari perjalanan panjang sebagai kader NU untuk belajar, tumbuh, dan berproses bersama menjadi pelajar yang tangguh, cerdas, dan berakhlak.
Ketua PAC IPNU Kecamatan Kokop, Rekan Mustakim, dalam sambutannya menekankan pentingnya Makesta sebagai langkah awal kaderisasi, bukan sekadar kegiatan formal atau rutinitas tahunan.
“Organisasi tidak akan bisa terbang jika hanya mengandalkan kepala atau ekornya. Burung bisa terbang karena memiliki dua sayap. Maka dari itu, kaderisasi adalah sayap kiri organisasi, dan administrasi adalah sayap kanannya. Jika salah satunya tidak berjalan, maka organisasi tidak akan mampu terbang tinggi,” ungkapnya dengan perumpamaan yang inspiratif.
Ia juga menekankan pentingnya niat dalam mengikuti kegiatan ini sebagai bentuk pengabdian kepada organisasi dan umat. “Niatkan semua ini sebagai ibadah dan bentuk ketakwaan, karena pengabdian adalah bagian dari ketulusan dalam berjuang di jalan Allah,” tutupnya.
jurnalis independen : Roizzatul Amina