Pena Pelajar NU- Dari Hikayat Syekh Muhammad Bin Abdillah Al-Jurdani dalam kitab Al-Jawahirul Lu’lu’iyah menyebutkan dengan redaksi “Wa Qiilah” dan dikatakan tanpa menyebutkan periwayatnya bahwa;
Pada hari kiamat, ada seseorang yang menerima catatan amal perbuatannya dengan tangan kanan, hal tersebut sudah jelas menjadi tanda amal yang baik dan diterima oleh Allah SWT sebagai ahli Surga. Namun, setelah melihat catatan amalnya, orang tersebut kaget. Tertera dalam catatan amalnya berupa haji, jihad dan sedekah, padahal semasa hidupnya ia tidak merasa melakukan amal tersebut.
Kemudian sang pemilik amal berkata; “Ini bukan buku catatan amal ku, sebab sungguh aku sama sekali tidak melakukan amal saleh itu sedikitpun.” Gumamnya penuh heran sekaligus kaget.
Kemudian Allah memberikan jawaban atas kesangsian buku catatan amal yang membuatnya terheran-heran.
“Ini adalah buku catatan amal mu. Karena kamu telah hidup dengan umur panjang dan kamu pernah berkata: ‘Andaikan aku punya harta, maka aku akan beribadah haji dengannya. Andaikan aku punya harta, maka aku akan menyedekahkannya’. Jadi aku mengetahui keinginanmu itu dari kebenaran niatmu, dan aku berikan kepadamu seluruh pahalanya.”
Kemudian Syekh Muhammad Al-Jurdani sebelum menceritakan kisah tersebut ia menyebutkan pernyataan Ibnu Arabi dalam kitab Mishbahuz Zhalam:
“Bila niat dan harapan seorang hamba di dunia adalah Allah memberinya kesempatan melakukan seluruh ketaatan dan kekuatan untuk selalu melakukannya, namun pertolongan Allah tidak membuatnya mampu melakukannya, maka Allah akan memberikan balasannya di Surga. Karenanya ia akan mendapatkan harapannya itu di surga. Kemudian dalam derajat akhirat ia akan menyusul orang-orang yang telah melakukannya, tanpa kepayahan dalam melakukan di dunia.”
Lantas Apa Manfaatnya?
Bulan Ramdhan merupakan salah satu bulan yang istimewa bahkan di dalamnya terdapat satu malam yang keistimewaannya melebihi 1000 bulan, yakni malam Lailatul Qadar. Tidak hanya itu, bulan Ramadhan merupakan bulan yang amat penuh keberkahan, berlimpah ruah pahala dan nikmat yang Allah turunkan di bulan suci Ramadhan, mulai dari pengampunan, rezeki dan banyak kenikmatan lainnya.
انماالاعمل بالنية
Kutipan hadist tersebut bukan lagi soal tebu dikalangan umat Muslim, yang artinya, “setiap segala sesuatu bergantung pada niatnya.” Dengan demikian ketika ingin melakukan sesuatu hendaknya kita tafakur terlebih dahulu akan niat
dari pekerjaan yang ingin kita lakukan. Begitupun ketika hendak masuk pada bulan suci Ramdhan ini. Semua muslim di berbagai belahan dunia tidak akan menyia-nyiakan kehadiran bulan Ramdhan, semua orang akan berbondong-bondong untuk menghidupkan siang dan malam Ramadhan dengan ibdah.
Lebih utama dari itu adalah “niat” kita, jika niat sudah mantap dengan segala kesungguhannya niscaya Allah akan mempermudah segala apa yang kita niatkan. Tak terkecuali dengan amal dan ganjaran yang telah disediakan.
Hal tersebut sejalan dengan penjelasan Rasulullah Muhammad SAW dalam salah satu hadist tentang seorang hamba yang akan diberi pahala sesuai dengan niatnya, bahwa:
إن العبد ليعمل أعمالا حسنة فتصعد الملائكة في صحف مختمة فتلقى بين يدي الله تعالى، فيقول: ألقوا هذه الصحيفة فإنه لم يرد بما فيها وجهي. ثم ينادي الملائكة اكتبوا له كذا وكذا، اكتبوا له كذا وكذا. فيقولون: يا ربنا إنه لم يعمل شيئا من ذلك. فيقول الله تعالى إنه نواه. (أخرجه الدارقطني من حديث أنس بإسناد حسن )
Artinya,“Sungguh seorang hamba melakukan banyak amal kebaikan, lalu malaikat naik membawa catatan amal yang telah distempel. Kemudian menyampaikannya ke hadapan Allah Taala. Lalu Allah berkat: ‘Buanglah catatan amal ini, karena pemiliknya tidak melakukan amal-amal yang ada di dalamnya ikhlas karena-Ku.’ Lalu Allah menyeru kepada malaikat: ‘Kalian tulislah untuknya amal ini dan ini. Kalian tulislah untuknya amal ini dan ini.’ Lalu malaikat berkata: ‘Wahai Tuhan kami, sungguh ia tidak melakukan amal itu sama sekali.’ Lalu Allah Taala menjawab: ‘Sungguh ia telah meniatkannya,’” (HR Ad-Daraquthni, dari sahabat Anas dengan sanad hasan).
Dengan demikian memperbaiki niat sebelum melakukan tindakan apapun penting hukumnya, agar apa yang diamalkan menjadi pekerjaan yang diridhai Allah SWT.
Oleh: Lie || Refrensi: @nuonline
Response (1)