PenaPelajarNU- Setiap bangsa sudah pasti memiliki agama sebagai kepercayaan yang dijadikan pijakan atau pegangan hidup. Selain agama, manusia yang hidup dalam suatu bangsa akan memiliki sebuah kebiasaan yang disebut tradisi atau kebudayaan, kebudayaan tersebutlah yang akan menjadi identitas dari suatu suku bangsa dan negara itu sendiri. Kemudian, kebudayaan yang ada tersebut dipelihara dan dilestarikan. Salah satu negara yang memiliki beragam suku, ras, budaya dan agama adalah negara Indonesia. Seperti halnya agama Islam, Katholik, Prostestan, Hindu, Budha, dan Kong Hu cu, dan agama-agam tersebut telah secara resmi diakui oleh Negara.
Islam sebagai agama rahmatal lil al-alamin telah menjadi agama mayoritas Masyarakat Indonesia. Seiring berjalannya waktu pertumbuhan dan perkembangan Islam di Indonesia telah menunjukkan bahwa Islam di Indonesia telah menjadikan umat islam yang bersifat toleran, moderat dan damai, yang mampu hidup menyatu dengan masyarakat Indonesia lainnya yang berbeda agama dan buudaya. Akan tetapi pada realita saat ini, kerukunan antar umat beragama di Indonesia sedang mengalami polemik. Yakni dengan hadirnya pertumbuhan dan perkembangan pemikiran dan gerakan kelompok islam yang radikal. Secara umum hadirnya kelompok tersebut berkaitan erat dengan sejumlah faktor yang berlaku di kalangan masyarakat Indonesia. Faktor-faktor tersebut tidak hanya menyangkut masalah agama, tapi juga melalui sosial-politik dan juga budaya masyarakat Indonesia.
Studi kasus tentang adanya pola gerakan dan pemikiran islam radikal di Indonesia ini juga mengalami kemajuan. Jika pada mulanya gerakan ini hanya merekrut anggota meliputi kalangan dewasa baik itu secara individual maupun kelompok, namun seiring berjalannya waktu beberapa hasil penelitian justru menyatakan bahwa perekrutan ini sudah bergerak ke kalangan usia remaja. Kelompok dari gerakan islam radikal ini biasanya memiliki cara pandang yang berbeda dengan Islam yang Moderat, cara pandang keagamaan mereka dapat dikatakan sangat kaku, literalis, dan tertutup. Sehingga dalam keseharian dan aktivitasnya mudah untuk menyalahkan penafsiran orang lain. Kebenarannya dianggap mutlak datang dari hasil pemikirannya dan menolak pendapat yang berbeda dari kelompoknya.
Pergerakan dari organisasi islam radikal biasanya memiliki perspektif keagamaan yang berbeda dengan organisasi masyarakat islam yang sudah eksis seperti NU. Merespon hal tersebut Nahdlatul Ulama berupaya menangkal tumbuh dan berkembangnya faham radikal melalui jalur Pendidikan baik formal ataupun non formal, mulai dari jenjang sekolah sampai perguruan tinggi. Di lembaga pendidikan ini diharapkan dapat membendung berbagai paham-paham radikal terhadap generasi muda, khususnya pelajar dengan menerapkan nilai-nilai Aswaja melalui peran IPNU IPPNU dalam dunia pendidikan. Sebab secara umum pendidikan merupakan hal penting bagi kehidupan manusia, kita arif bahwasanya manusia adalah sebaik-baiknya ciptaan Tuhan, dengan dibekali akal dan perasaan, manusia diharapkan mampu memanfaatkannya dengan sebaik mungkin, salah satunya dengan berpendidikan. Pendidikan juga dipandang sebagai salah satu aspek yang menjadi penunjang terhadap kualitas suatu bangsa, dengan ini menunjukan bahwa pendidikan dapat membangun peradaban manusia dalam memajukan masyarakat dan negara.
Penerapan nilai-nilai ASWAJA dalam dunia pendidikan saat ini dapat dilakukan melalui peran organisasi seperti IPNU IPPNU, yang membentuk Pimpinan Komisariat di setiap lembaga sekolah atau perguruan tinggi. Adanya Pimpinan Komisariat IPNU IPPNU di lembaga Pendidikan, merupakan alternatif untuk memperkuat sekaligus mengatasi polemik yang ada, mengingat IPNU IPPNU merupakan organisasi keterpelajaran, dan kemasyakatan yang berfaham Ahlusunnah Wal Jamaah. Di bawah naungan Nadlatul Ulama, IPNU IPPU memiliki fungsi yang sama dengan Banom-Banom NU yang lain, seperti halnya PMII jika dalam dunia perguruan tinngi, PMII dan IPNU IPPNU merupakan organisasi yang sama dalam haluan ASWAJA An-Nahdiyah. Akan tetapi, PMII sebagai organisasi independent berhak menentukan arah geraknya sendiri tanpa harus diawasi oleh PBNU. Maka dari itu, mahasiswa yang suka menyalurkan aspirasi, orientasi politis, serta aksi-aksi mahasiswa dan gerakan advokasi lebih sesuia untuk berproses di PMII.
Idelogi Aswaja tersebutlah yang patutnya diasah dan dikukuhkan bagi kalangan pelajar sebagai landasan berpikir dan bertindak. Mengingat, Ahlussunnah Wal Jamaah merupakan aliran yang holistik (menyeluruh), yang mencakup pandangan tentang realitas, pengetahuan dan tata nilai (aksiologi), kemudian masih dilengkapi dengan pandangan mengenai masa depan yang dijanjikan. Pandangan holistik, berasumsi bahwa sebuah aliran mampu menjawab dan mengatur segala aktivitas manusia di segala lini, pandangan itu memang merupakan ciri khas dari pemikiran skolastik. Sementara pandangan holistik tentang Aswaja itu oleh kalangan NU dirumuskan, sebagai landasan berpikir, bersikap dan bertindak.
Selain sebagai alternatif, IPNU IPPNU yang hadir dilingkungan Pendidikan bakal menjadi wadah para pelajar NU, baik putra maupun putri. Mengimplementasikan beberapa program sebagai upaya pemantapan ideologi para pelajar, seperti dengan adanya program kaderisasi awal, MAKESTA. MAKESTA (Masa Kesetiaan Anggota) merupakan tingkat pengkaderan pertama yang ada di IPNU IPPNU, MAKESTA ini dapat dikatakan sebagai gerbang awal masuknya para pelajar NU ke dalam organisasi IPNU IPPNU. Di mana dalam kegiatan kaderisasi tersebut para peserta akan di berikan materi-materi khusus tentang ideologi, seperti keawasajaan dan ke NU-an.
Jadi dapat disimpulkan bahwa penerapan nilai-nilai aswaja adalah suatu upaya yang dilakukan secara sadar, terarah dan berkesinambungan untuk memperkenalkan dan menanamkan paham keagamaan ala Ahlusunnah Wal Jamaah kepada peserta didik, agar mereka mengetahui, meyakini dan mengamalkannya dalam pengertian, menjadikannya sebagai pedoman kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pendidikan Aswaja ini dilakukan melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta pengalaman belajar yang kemudian dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh: Suliha
Amazing, wonderfull salam 3B untuk bu ketua semoga semakin berkembang
Memberikan manfaat dan perubahan yang lebih baik