Pena Pelajar NU- Tepat pada Kamis 17 Agustus 2023, Negara Kesatuan Republik Indonesia telah menjajaki usianya yang ke 78 tahun. Kemerdekaan yang diproklamirkan pada 17 Agustus 1945 tersebut tentu tidak terlepas dari ikhtiar para pahlawan dan ulama, yang diantaranya ada sekitar 12 Tokoh Kiai NU yang tercatat sebagai Pahlawan Nasional sebab telah memperjuangkan kemerdekaan Negara Indonesia. Berikut nama-nama 12 Tokoh pejuang kemerdekaan dari kalangan NU:
1. Hadratussyaikh KH. Hasyim As’ari
KH. Hasyim As’ari merupakan tokoh utama pendiri Nahdlatul Ulama, ia juga merupakan pendiri sekaligus pengasuh pertama Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang. Ia juga merupakan sosok Ulama yang menyandang gelar Hadratussyaikh yang berarti Maha Guru dan telah hafal Kutub al-Sittah (6 kitab hadits), serta memiliki gelar Syaikhu al-Masyayikh yang berarti Gurunya Para Guru.
KH. Hasyim As’ari dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional pada tanggal 17 November 1964. Sosok ulama ini telah melahirkan peran besar dalam pendidikan melalui NU. Salah satu di antara jasanya untuk negara ini adalah memutuskan NU untuk mengeluarkan Resolusi Jihad fi Sabilillah yang direkomendasikan untuk pemerintah RI yang baru berdiri. Fatwanya ini menggerakkan setiap orang dewasa yang berada dalam radius 90 km dari medan pertempuran melawan penjajah wajib berperang. Keduanya diputuskan menjadi pernyataan resmi organisasi NU pada 22 Oktober 1945 yang saat ini diperingati sebagai hari Santri Nasional.
2. KH. Zainul Arifin
Kh. Zainul Arifin merupakan tokoh NU yang lahir dari Keturunan raja Barus. Kiai asal Barus, Sumatera Utara ini aktif di NU sejak muda melalui kader dakwah. Ia ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 4 Maret 1963. Di antara jasanya ialah pada pembentukan pasukan semi militer Hizbullah. Kemudian menjadi panglimanya. Pernah menjadi perdana menteri Indonesia, Ketua DPR-GR. Selain itu, juga berjasa dalam menjadi anggota badan pekerja Komite Nasional Pusat.
3. KH. Zainal Musthafa
KH. Zainal Musthafa, adalah ulama NU dari Tasikmalaya, Jawa Barat yang pernah menjadi salah seorang Wakil Rais Syuriyah. Ia merupakan salah seorang kiai yang secara terang-terangan melawan para penjajah Belanda saat Belanda lengser dan diganti Jepang, ia tetap menolak kehadiran mereka. Bersama para santrinya mengadakan perang dengan Jepang. Atas jasa tersebut KH. Zainal Arifin dinobatkan sebagai pahlawan nasional pada 1972.
4. KH. Wahid Hasyim
Putra dari Hadratussyaikh KH. Hasyim As’ari ini juga merupakan salah satu tokoh yang menyandang gelar Pahlawan Nasional pada 17 November 1960. Ia tercatat sebagai salah seorang anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Di Pesantren Tebuireng, dirinya mempelopori masuknya ilmu pengetahuan umum ke dunia pesantren dengan mendirikan Madrasah Nidzmiyah dengan ilmu umum 70 persen, sedangkan ilmu agama 30 persen.
5. KH. Idham Chalid
KH. Idham Chalid, merupakan Kiai yang pernah diamanahi sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) antara tahun 1956 hingga 1984. Hingga saat ini, ia merupakan ketua paling lama di ormas bentukan para kiai ini. KH. Idham Chalid tercatat pernah menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri Indonesia pada Kabinet Ali Sastroamidjojo II dan Kabinet Djuanda. Juga sebagai Ketua MPR dan Ketua DPR. Sebelum aktif berpolitik dan duduk di kuris parlemen dan kementerian, Kiai Idham merupakan seorang pejuang kemerdekaan dari tanah kelahirannya di Kalimantan Selatan. Atas jasanya ia menadapat gelar Pahlawan Nasional pada 8 November 2011. Selain itu pada 19 Desember 2016, Pemerintah juga mengabadikannya di pecahan uang kertas rupiah baru Rp 5 ribu.
6. KH. Wahab Chasbullah
Ulama yang dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional pada 8 November 2014 ini merupakan sosok pendiri NU yang sebelumnya juga dikenal sebagai pendiri kelompok diskusi Tashwirul Afkar (pergolakan pemikiran), pendiri Madrasah Nahdlatul Wathan (kebangkitan negeri), pendiri Nahdlatut Tujjar (kebangkitan pedagang).
Pada tahun 1924, KH. Wahab mengusulkan agar dibentuk perhimpunan ulama untuk melindungi kepentingan kaum tradisionalis yang bermazhab. Usulannya tersebut terwujud dengan mendirikan NU pada 1926 bersama kiai lain. Kiai yang pernah menjadi Pengasuh Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang ini juga merupakan salah seorang penggagas Majelis Islam A’la Indonesia atau MIAI. Ia juga dipilih oleh para kiai sebagai Rais Aam PBNU melanjutkan KH Hasyim Asy’ari.
7. KH. As’ad Syamsul Arifin
Ulama yang berasal dari Situbondo tersebut merupakan sosok ulama yang di masa revolusi fisik, Kiai As’ad menjadi motor penggerak yang menggerakkan massa dalam pertempuran melawan penjajah pada 10 November 1945. Selepas kemerdekaan merupakan penggerak ekonomi-sosial masyarakat dengan menyerap aspirasi dari warga kemudian mendorong pemerintah daerah, menteri, maupun presiden guna mewujudkan pembangunan yang merata. Kiai As’ad juga berperan menjelaskan kedudukan Pancasila tidak akan mengganggu nilai-nilai keislaman.
Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah, Sukorejo, Banyuputih, Situbondo tersebut juga menjadi pemimpin para pejuang di Situbondo, Jember maupun Bondowoso. Dan ia dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional Pada 9 November 2016.
8. KH. Syam’un
KH. Syam’un merupakan sosok kiai dari Serang Banten. Sebagai pengurus NU yang alim ia juga menguasai tiga bahasa asing dan pernah mengajar di Arab Saudi pada masa mudanya, ketika kembali ke tanah air, ia bergabung dengan kelaskaran. Ia pernah menjadi perwira tentara sukarela Pembela Tanah Air (PETA). Juga pernah menjadi Komandan Batalyon berpangkat daidancho atau mayor tahun 1943.
Pada tahun 1944, KH. Syam’un dilantik jadi Komandan Batalion PETA berpangkat mayor, memimpin 567-600 orang pasukan. Saat TKR dibentuk 5 Oktober 1945, pangkatnya naik jadi kolonel, Komandan Divisi l TKR dengan memimpin 10.000 orang pasukan.Tahun 1948, naik pangkat brigadir jenderal dan memimpin gerilya di wilayah Banten, sampai wafatnya tahun 1949. Dan Ia ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 8 November 2018.
9. KH. Masykur
KH Masykur merupakan tokoh NU yang pernah menjadi anggota BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Di antara kontribusinya adalah ikut terlibat merumuskan Pancasila sebagai dasar negara. KH Masykur juga tercatat sebagai pendiri Pembela Tanah Air (Peta) yang kemudian menjadi unsur laskar rakyat dan TNI di seluruh Jawa.
10. H. Andi Mappanyukki
H Andi Mappanyukki (Suku Bugis) Raja Bone. Dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional pada 5 November 2004 merupakan pendiri NU Sulawesi Selatan, ia juga berjuang melawan penjajah Belanda dan Jepang 1945-1949. H. Andi mendapatkan gelar Pahlawan Nasional RI berdasarkan SK Pres RI No 089.
11. H. Andi Djemma (Suku Luwu)
Pahlawan ini merupakan Raja Luwu. Pendiri NU Sulawesi Selatan, berjuang melawan penjajah Belanda 1946-1948. Ia mendapatkan gelar Pahlawan Nasional RI berdasarkan SK Pres RI No. 073 6 November 2002.
12. Usmar Ismail
Usmar Ismail merupakan sosok yang dikenal sebagai seorang sutradara film, sastrawan, wartawan, dan pejuang Indonesia. Ia dianggap sebagai pelopor perfilman di Indonesia. Pada tahun 1962-1970, bersama H Djamaluddin Malik, dan Asrul sani mendirikan Lembaga Seniman Budayawan Muslim Indonesia (Lesbumi) NU, kemudian ia mendapat amanah sebagai Ketua I PBNU 1964-1970 PBNU. Selain itu, ia dikenal sebagai pelopor drama modern di Indonesia, dan juga Bapak Film Indonesia. Dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional berdasarkan SK Presiden RI No 109 TK 5 November 2021.
Oleh: Tim Pena Pelajar NU