IPNU adalah singkatan dari Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama, yang didirikan pada tanggal 24 februari 1954 M, yang bertepatan pada tanggal 20 Jumadil Akhir 1373 H di Semarang. IPNU merupakan salah satu organisasi dibawah naungan Jam’iyah Nahdlatul Ulama yang menjadi tempat berhimpun sekaligus sebagai wadah komunikasi antar pelajar umum dan pelajar pesantren. Oleh karena itu keberadaan IPNU memiliki posisi strategis sebagai wahana kaderisasi pelajar NU yang dituntut berkiprah lebih banyak dalam kancah pembangunan bangsa dan negara dewasa ini.
Lahirnya IPNU merupakan organisasi termuda yang berada dibawah naungan NU yang dijadikan sebagai langkah awal untuk memasyarakatkan IPNU, maka pada tanggal 29 April – 1 Mei 1954 di adakan pertemuan di Surakarta yang dikenal dengan pertemuan KOLIDA atau Konfrensi Lima Daerah, yang meliputi Yogyakarta, Semarang, Kediri, Surakarta dan Jombang, kemudian Moh. Tolhah Mansoer ditetapakan sebagai Pucuk Pimpinan (Sekarang Pimpinan Pusat). Selang satu tahun berdirinya Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) maka lahirlah Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) pada tanggal 2 Maret 1955 M yang bertepatan dengan tanggal 8 Rajab 1374 H di Solo.
Berawal dari perbincangan ringan oleh beberapa santri putri yang sedang menimba ilmu di Sekolah Guru Agama (SGA) di Surakarta, saat melayangnya keputusan Mukhtamar NU ke 20 di Surakarta maka perlu diadakannya organisasi pelajar dibawah naungan NU pada kongres I IPNU di Malang. Selanjutnya disepakati dalam pertemun tersebut bahwa peserta putri yang hadir dalam kongres tersebut disebut IPNU Putri. Meski demikian keberadaan IPNU Putri dalam kongres I IPNU tersebut ternyata masih dalam perdebatan yang alot, semula saat itu direncanakan secara administratif IPNU Putri hanya masuk sebagai departemen di dalam organisasi IPNU. Sementara itu pengurus PP IPNU telah membentuk kesan bahwa IPNU hanya untuk pelajar Putra, setelah hari kedua kongres IPNU, peserta Putri yang diwakili oleh lima pelajar putri yang bersal dari Kediri, Surakarta, Malang, Lumajang dan Yogyakarta telah melakukan konsultasi kepada dua jajaran pengurus Badan Otonom NU yang memang khusus menangani Organisasi Pelajar NU yaitu PB Ma’arif NU (saat itu dipimpin oleh KH. Syukri Ghazali) dan PP Muslimat NU (yang di pimpin oleh Mahmudah Mawardi). Maka dari pembicaraan selama beberapa hari tersebut telah membuat keputusan sebagai berikut:
- Membentuk organisasi IPNU Putri secara organisatoris dan administratif terpisah dengan IPNU.
- Menetapkan tanggal 2 maret 1954 M/ 8 Rajab 1374 H sebagai hari lahir IPNU Putri.
- Terpilihnya Nyai Umrah Mahfudzah sebagai ketua umum IPNU Putri dan Syamsiyah Muthallib sebagai sekretaris.
- PP IPNU Putri berkedudukan di Surakarta Jawa Tengah.
- Memberitahukan dan memohon pengesahan resolusi pendirian IPNU Putri kepada PB Ma’arif NU, kemudian PB Ma’arif NU menyetujui dan mengubah nama IPNU Putri menjadi IPPNU (Ikatan pelajar putri nahdlatul ulama).