Mengutip dauh KH. Husein Muhammad “Mereka yang melihat dirinya sebagai orang-orang yang teralienasi dari proses perubahan dunia, akan terperangkap dalam sirkuit gelisah, kemelut dan stress. Mereka akan menyalahkan orang lain sebagai penyebabnya. Ekspresinya mudah marah. Dan marah itu tanda kalah”
Artinya, banyak orang hidup di dunia, tapi tidak mengenal sifat dunia. Hidup tanpa arah dan terjerumus dalam lingkaran kegelapan dunia, merupakan suatu problem yang tak ayal dalam siklus kehidupan, apalagi sampai mendengar istilah “diperbudak oleh dunia”, hal ini tidak lain karena tidak kenalnya kita terhadap sifat-sifat dunia. Beruntungnya apabila kita mampu mengenal dunia dan berhasil menjalani hidup dengan baik karenanya.
Dunia merupakan tempat yang berubah, tempat ujian, tempat memilih dan segala tempat yang bersifat sementara. Suatu keinginan dan harapan terkadang tidak kunjung terealisasikan, itu semua disebabkan oleh sifat kemanusiaan kita, seperti lelah, gelisah, marah, kecewa dan lain sebagainya, semua bercampur menjadi satu dalam jiwa. Sehingga jiwa raga sudah terlalu lelah menghadapi dunia.
Mengingat dauh KH. Agus Mushoffa Izzudin (“Ketika harapan kita tandas di tengah jalan, jangan salahkan siapa-siapa. Bisa jadi diri kita mulai meninggalkan Allah dan tidak melibatkan-Nya lagi dalam hati kita, sehingga yang terjadi hanya kesedihan, merana dan terpuruk.”) Itu artinya kita sebagai manusia sudah mulai melupakan Allah SWT sebagai dzat Ar-Rahman, yang mana manusia tidak boleh melupakan-Nya dan terus melibatkan-Nya dalam keadaan apapun.
Ketika itulah kemarahan meraja pada diri manusia semua terlihat salah dimata, melihat mereka yang hidup bahagia dalam dunianya, mendapat apa yang mereka inginkan, harapannya selalu terkabulkan. Dan orang yang hanya digeluti kemarahan akan melihat dari kejauhan dengan kegelapan di sekitarnya.
Dunia semacam inilah yang akan menjadikan seseorang berfikir ketika diselimuti kekacauan, sepertinya kebahagiaan dunia diciptakan hanya untuk mereka yang berada di lingkaran kebahagiaan. Sehingga bagi mereka yang kurang mensyukuri nikmat Allah SWT akan merasa terasingkan dari dunia, dan terjebak pada segala kegagalan dalam hidup.
Sepanjang hari terasa sama saja, hanya ada kegelapan. Merekapun berkaca akan dirinya di cermin, orang yang hanya dirundung kekacauan hanya akan melihat seonggok daging bernyawa yang tidak bisa melakukan apapun, muak melihat pemandangan yang hanya memperlihatkan kegelapan. Dan impian hanya akan menjadi milik orang lain, selalu saja begitu.
Perasaan seperti ini membunuh dengan perlahan. Mereka lupa, bahwa waktu tidak selamanya siang, rotasi bumi pasti silih berganti antara siang dan malam.
Musim tidak selamanya panas, pasti berganti hujan.
Jadi, ingatlah kembali dauh KH. Abdurrahman Wahid
“Kalau ingin melakukan perubahan jangan tunduk terhadap kenyataan, asalkan kau yakin dijalan yang benar maka lanjutkan.”
Oleh : Rahmiati