Semangat Muhammad Kholil Muda dalam Mengembara Intelektual

Pena Pelajar NU- Syaikhona Muhammad Kholil merupakan ulama karismatik Bangkalan yang sangat mashur diberbagai daerah khususnya di pulau Jawa dan Madura. Kiai Kholil tidak hanya sekedar mashur saja, akan tetapi beliau dikenal sebagai gurunya para kiai se-Jawa dan Madura, atau bahkan se-Indonesia. Beberapa kiai yang tercatat sebagai muridnya Kiai Kholil diantaranya; KH. Hasyim Asy’ari (pendiri Nahdlatul Ulama), Kiai Bisri Syansuri (Jombang), Kiai Abdul Manaf (Lirboyo-Kediri), Kiai Maksum (Lasem), Kiai Nawawi (Sidogiri). Bahkan Ir. Soekarno pernah berguru kepada Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan.

Tidak perlu heran dengan kesuksesan Kiai Kholil dalam mendidik santri-santrinya hinga menjadi kiai-kiai besar dan menjadi orang terkenal. Sebab Muhammad Kholil muda semangatnya luar biasa dalam menimba ilmu diberbagai pondok, mulai dari wilayah Jawa hingga ke-Mekkah. Sejak kecil Kiai Kholil sudah menerima didikan ketat dari ayahnya sendiri. Muhammad Kholil muda menunjukkan ilmu yang diminatinya terutama ilmu fiqih dan nahwu. Bukti bahwa beliau semangat dalam menimba ilmu, Kiai kholil diusia muda sudah berhasil menghafal dengan baik kitab Nazdham Alfiyah Ibnu Malik.

Muhammad Kholil muda memulai pengembaraan intelektual dan spiritualnya dari Pondok Pesantren Langitan, Tuban, Jawa Timur, untuk memperdalam ilmu nahwu. Kemudian, beliau lanjut ke Pondok Pesantren Cangaan, Bangil, Pasuruan, untuk memperdalam ilmu alat dan ilmu fiqih. Setelah itu, Kiai Kholil lanjut ke Pondok Pesantren Darussalam, Kebon Candi, Pasuruan. Diwaktu yang sama, Kiai Kholil juga menimba ilmu di Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan. Sejarah mencatat bahwa Kiai Kholil berjalan kaki dari Kebon Candi ke Sidogiri sejauh 7 kilometer. Bagi Kiai Kholil jarak sejauh itu bukan penghalang untuk ia belajar, bahkan dengan semangat beliau berjalan setiap hari sembari membaca yasin sampai khatam berkali-kali, konon ada yang mengatakan khatam sampai 41 kali disepanjang perjalanan.

Kiai Kholil tergolong dalam orang yang mampu. Namun, Kiai Kholil memiliki sifat mandiri, tidak menggantungkan hidupnya pada kedua orang tuanya. Misalnya, saat beliau lebih memilih tinggal di Kebon Candi dari pada di Sidogiri sekalipun harus berjalan setiap hari ke Sidogiri. Sebab, di Kebon Candi Kiai Kholil dapat menghasilkan uang dengan menjadi buruh batik di Kebon Candi. Begitupun saat Kiai Kholil ingin menimba ilmu ke Mekkah, ia masih nyantri terlebih dahulu ke salah satu Pesantren di Banyuwangi dengan alasan ia sambil lalu menjadi buruh pemetik kelapa gurunya. Dengan demikian beliau dapat menabung upah dari hasil metik kelapa untuk kemudian pergi ke Mekah.

Di sepanjang perjalanan ke Mekah Kiai Kholil senantiasa berpuasa dan berdzikir mendekatkan diri kepada Allah SWT. Setelah tiba di Mekkah ia berguru pada banyak Syaikh dari berbagai mazhab yang mengajar di Masjid Al-Haram, diantaranya; Syaikh Utsman bin Hasan, Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan, Syaikh Mustafa bin Muhammad Al-Afifi Al-Maliki. Cara belajar Kiai Kholil sangatlah unik dan dikagumi banyak orang. Sebab, beliau mencatat pelajaran di bajunya, kemudian setelah berhasil menghafal dan memahami pelajarannya, ia mencuci bajunya hingga bersih.

Konon, selama di Mekkah, Muhammad Kholil lebih banyak makan kulit buah semangka ketimbang makanan lain yang lebih layak. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, kiai Kholil bekerja mengambil upah sebagai penyalin kitab-kitab yang diperlukan oleh para pelajar.

Hal yang sangat penting untuk ditiru dan dijadikan sebagai motivasi dari Kiai Kholil, semangat dan perjuangannya yang sangat luar biasa dalam menuntut ilmu. Sekalipun beliau tergolong dalam orang yang mampu, namun ia tidak menggantungkan diri pada keluarganya. Ada banyak hal yang ia lakukan dalam mencari ilmu tanpa mengandalkan keluarganya. Ia juga dapat mencari ilmu secara maksimal sekalipun harus bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.

Sumber:

-Biografi Syahikhona Muhammad Kholil Guru Para Ulama & Pahlawan Nasional 

-Kiai-Kiai Kharismatik & Fenominal

Oleh: Khoirul Umam

Exit mobile version