Pena Pelajar NU- Sabtu, 17 September 2022. Halaqah Fikih Peradaban ditempatkan di pondok pesantren Syaikhona Moh. Cholil Bangkalan yang mana hal ini merupakan program dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan juga sebagai rangkaian dari Konferensi ke XII PCNUBangkalan. Halaqah tersebut diisi langsung oleh PBNU dan Ketua PCNU Bangkalan, yaitu 1. Kiai Makki Nasir (Ketua PCNU Bangkalan) 2. Kiai Ma’ruf Khozin (Pengurus LBM PBNU sekaligus direktur Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur) 3. Kiai Ahmad Kholili Kholil yang juga sebagai Pengurus LBM PBNU.
Halaqah ini diikuti oleh lembaga dan banom NU di Kab. Bangkalan diantaranya ada PERGUNU, IPNU, IPPNU, PAGAR NUSA dan juga sebagian santri PP. Syaikhona Moh. Cholil Bangkalan. Acara tersebut mengangkat tema “Fikih Siyasah dan Negara Bangsa”.
Dalam Halaqah ini banyak hal yang menjadi bahan diskusi bersama 3 narasumber tersebut, yang hasilnya akan dibawa ke Kongres Halaqah Fikih Perdaban dikaca mata Internasional.
Kiai Makki Nasir sebagai ketua PCNU Bangkalan menyampaikan bahwa kita harus memperkuat pondasi dan persamaan secara umum untuk kemudian mendisian sebuah konsep sebagai peradaban islam kedepan.
“Dengan runtuhnya model perdaban terdahulu Syaikhona Kholil memberikan konsep yang asas utamanya membahas persamaan universal, sesuatu dapat dijadikan sebuah pedoman kalau persamaan universal titik tengah dari berbagai perbedaan dapat disepakati” jelas dzurriyah Syaikhona Moh Kholil.
Pembahasan selanjutnya yang disampaikan oleh Kiai Ma’ruf Khozin bahwa Indonesia ini bukan lagi negara kafir, karena menjalankan berbagi syariat Islam tidak ada larangan. Oleh karena itu Indonesian sudah bisa dikatakan negara Islam. Tidak ada ceritanya Islam di Indonesia tertindas.
“Jangan sekali-kali berfikir sebagai negara Toghut karena tidak menerapkan hukum qisosh” Tegas direktur Aswaja Center PWNU Jatim.
Kiai Ahmad Kholili Kholil sebagai salah satu panitia Halaqah ini menyampaikan bahwa Halaqah tersebut sebagai jawaban untuk umat Islam se dunia sebagai tanggung jawab kita bersama.
Beliau juga menyampaikan kutipan dari ketua umum PBNU “jika kiai lari dari
tanggung jawab maka akan mati kafir”, ungkap Pengurus LBM PBNU tersebut.
Pewarta: Khoir